Pengantar
Pilkada Kutai Barat 2024 tidak bisa dianggap sebagai sekadar kontestasi politik biasa. Tiga calon utama yang akan berlaga dalam pemilihan Bupati Kutai Barat pada 27 November 2024 memiliki kekuatan dan dukungan yang sangat signifikan. Dua kubu besar yang dipimpin oleh tokoh-tokoh berpengaruh akan bersaing ketat, sementara satu pasangan calon (paslon) alternatif juga menawarkan pilihan yang tidak bisa dianggap remeh. Kondisi ini menjadikan Pilkada Kutai Barat 2024 sebagai ajang yang penuh dengan dinamika politik dan strategi yang menarik untuk diamati.
Profil dan Peluang Paslon.
- Fredrick Edwin & H. Nanang Andriani Pasangan ini dikenal dengan sebutan FENA. Fredrick Edwin merupakan putra bungsu dari Ismail Thomas, mantan Bupati Kutai Barat dua periode (2006-2011 dan 2011-2016). FENA telah mendapatkan dukungan dari partai-partai besar seperti PDIP, PAN, dan Demokrat. Kekuatan pasangan ini terletak pada warisan politik dan pengaruh besar yang dimiliki oleh Ismail Thomas, yang tentu saja memberikan daya tarik tersendiri bagi para pemilih yang masih loyal kepada kepemimpinan sebelumnya.
- Sahadi & Momond Sahadi adalah adik kandung FX. Yapan, Bupati Kutai Barat periode 2016-2020 dan 2020 hingga saat ini. Pasangan ini hampir pasti akan diusung oleh Partai Nasdem, Perindo, dan Hanura. Momond sendiri adalah putra sulung dari Ismail Thomas, yang akan bersaing dengan saudara kandung yakni Fredrick Edwin. Pertarungan antara Fredrick Edwin dan Momond tentu menambah dinamika dalam Pilkada ini, mengingat keduanya adalah saudara kandung yang mewakili dua kubu politik yang berbeda namun sama-sama memiliki pengaruh besar.
- H. Acong & Jailani Pasangan ini adalah kombinasi kader Partai Gerindra dan Partai Golkar. H. Acong merupakan Ketua DPD II Partai Golkar Kutai Barat, dengan latar belakang sebagai politisi dan anggota DPRD periode 2019-2024, serta kembali terpilih dalam Pileg Februari 2024 lalu. Kehadiran pasangan ini memberikan warna baru dalam Pilkada, sebagai alternatif dari dua kubu besar yang mendominasi.
Analisis Peluang dan Tantangan.
Dari sisi dukungan partai di DPRD, tentu pasangan-pasangan ini memiliki kekuatan yang berbeda. Pasangan dengan dukungan partai terbesar mungkin akan memiliki keunggulan awal. Namun, segi emosional dan kejenuhan masyarakat terhadap partai tertentu juga bisa menjadi faktor penentu yang signifikan. Pemilih mungkin mencari sosok baru yang bisa membawa perubahan nyata di tengah ketokohan dua kubu yang dominan.
Tantangan utama yang harus dihadapi oleh para paslon meliputi:
- Proyek Multiyear (Tahun Jamak) Beberapa proyek multiyear, seperti Jembatan Aji Tulur Jejangkat, Pelabuhan Royoq, Jalan Bung Karno-Simpang Ombau, dan Gereja Christian Centre, masih mangkrak dan menjadi beban warisan dari era kepemimpinan sebelumnya. Para paslon harus mampu memberikan kepastian hukum dan rencana penyelesaian proyek-proyek ini agar tidak menjadi polemik di kalangan masyarakat sebelum Pilkada berlangsung.
- Adaptasi dengan IKN Dengan datangnya Ibu Kota Negara (IKN) baru, Kutai Barat akan menghadapi tantangan besar dalam hal kepadatan penduduk dan persaingan ekonomi serta sumber daya manusia (SDM). Pemimpin baru harus memiliki gagasan yang jelas untuk menghadapi perubahan ini, termasuk strategi untuk mengoptimalkan peluang ekonomi yang muncul dan meminimalisir dampak negatifnya.
- Minimnya Lapangan Usaha dan Pekerjaan Ketersediaan lapangan usaha dan pekerjaan menjadi isu penting yang harus diatasi oleh pemimpin baru. Gagasan untuk menarik investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan akan sangat menentukan kepercayaan masyarakat dalam memilih pemimpin yang baru.
- Pengelolaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Kampung (ADK) Meski Dana Desa dan ADK cukup besar, namun kontrol dan pengelolaannya masih minim. Para paslon perlu menyajikan solusi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan dana tersebut sehingga memberikan dampak signifikan bagi masyarakat.
- Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pariwisata Sektor pariwisata memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal. Paslon yang dapat menjanjikan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pengembangan pariwisata yang efektif akan mendapatkan dukungan luas dari masyarakat.
- Sektor Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan dan pendidikan adalah hak dasar yang harus dijamin oleh pemerintah daerah. Paslon perlu memastikan bahwa hak-hak murid dan siswa terlindungi, dengan mekanisme pengawasan dan pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
- Keamanan dan Kepastian Hukum Jaminan keamanan dan kepastian hukum, termasuk kepemilikan tanah dan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan, menjadi isu krusial yang harus ditangani. Para paslon harus bisa menjamin bahwa hak-hak masyarakat akan terlindungi dan ada kepastian hukum yang jelas dalam setiap kebijakan yang diambil.
- Keadilan Ekonomi Paslon juga harus memastikan bahwa keadilan dalam sektor ekonomi menjadi prioritas, termasuk strategi dalam penataan ekonomi dan permodalan yang dapat menguntungkan seluruh lapisan masyarakat serta mendapatkan hak yang sama.
- Budaya dan Olahraga Sektor budaya dan olahraga dinilai kurang optimal dalam sejarah Kutai Barat. Oleh karena itu, paslon harus memperhatikan dan mengembangkan sektor ini agar bisa menjadi bagian penting dari pembangunan daerah.
Penutup.
Pilkada Kutai Barat 2024 akan menjadi ajang yang menentukan arah masa depan daerah ini. Masing-masing paslon memiliki tantangan dan peluang yang harus dihadapi dengan strategi yang matang dan visi yang jelas. Masyarakat tentunya akan memilih pemimpin yang tidak hanya memiliki dukungan politik yang kuat, tetapi juga mampu menjawab isu-isu krusial yang ada serta membawa perubahan positif bagi Kutai Barat.
Sekian, Terima Kasih semoga bermanfaat.
Penulis : Hertin Armansyah.
Ketua : Lembaga Gerakan Pandawa Bertuah (LSM RADAR)